Momen

yessicaolivia post on October 10th, 2012
Posted in Cerpen

Hari yang mendebarkan telah tiba. Perempuan itu dengan gelisah mengecek jam tangannya berulang kali. Perempuan itu tak tenang, mondar-mandir, berkaca sebentar, membenahi rambut dan pakaiannya, berulang kali mengecek penampilannya agar tetap tampak ‘sempurna’ baginya.

 

Perempuan itu sedang menunggu seseorang menjemputnya. Mereka hendak pergi ke suatu tempat keramaian, acara makan bersama. Tertera acara dimulai pukul 6 sore, namun sekarang waktu telah menunjukkan setengah 7 malam lebih. Seseorang tak kunjung datang menjemput. Perempuan itu pun segera merogoh tasnya, mengambil telepon genggamnya, mencari nomor yang dituju dan menekan tombol dial. Menunggu nada dering, seseorang menjawab teleponnya. Akan tiba 15 menit lagi, katanya. Dengan sabar namun masih dengan perasaan gelisah, perempuan itu menunggu.

 

15 menit berlalu, seseorang menelponnya kembali, mengabarkan bahwa dirinya sudah dekat menjemput. Perempuan itu segera keluar ke area penjemputan, lalu berangkat bersama.

 

Pukul tujuh lewat tiga puluh menit mereka sampai tujuan. Dengan perasaan malu dan bersalah karena begitu terlambat, perempuan itu segera menuju area acara. Namun didapatinya acara ternyata belum dimulai. Tamu undangan masih setengah terisi. Untung saja, pikir perempuan itu.

 

Tak sengaja menoleh ke arah pintu masuk, perempuan itu melihat sosok yang membuat dirinya terkejut.

 

Dia datang.

 

Hati perempuan itu seketika berubah tak keruan, dirinya sama sekali tak berharap dan tak pernah berpikir bisa bertemu dengannya kembali, namun alangkah kebetulan sekali, perempuan itu bisa berjumpa lagi dengannya sekarang setelah sekian lama tak pernah tahu kabarnya. Satu hal yang disadari oleh perempuan itu, ternyata dirinya masih merasakan perasaan yang sama terhadapnya. Perasaan yang telah lama tak pernah dirasakan kembali oleh perempuan itu, karena sudah terlalu lama sepi yang menghampiri dirinya.

 

Dia nyatanya juga menyadari pandangan perempuan itu, kemudian balas memandang dengan tatapan khas nya, tatapan yang ramah namun ‘dingin’, tatapan yang sopan namun ‘cuek’ dan tatapan yang mampu membuat hati perempuan itu semakin bergejolak. Dari kejauhan, perempuan itu dengan terkejutnya hanya bisa menahan napas lalu menyapanya dengan riang.

 

Segera setelah itu, seperti merasa dipandang oleh seseorang, perempuan itu menoleh ke sisi kiri tubuhnya. Dan benar saja, seseorang memang sedang memandangnya. Pandangan itu –perempuan itu tak akan pernah melupakannya – dapat dideskripsikan sebagai pandangan kagum dan terpesona dari seorang lelaki muda, seseorang yang tak lama dikenalnya, dimana awal pertemuan mereka sanggup memikat perempuan itu. Bertahan dengan tatapan yang sama, lelaki itu memanggil perempuan itu untuk datang ke tempatnya, sebuah ajakan yang akrab dan mesra, seperti ajakan seorang kekasih pria terhadap wanita pujaannya. Namun perempuan itu hanya bisa tersenyum sopan dan kembali sibuk oleh kedatangan tamu yang lain.

 

Acara pun dimulai. Perempuan itu teringat akan lelaki muda itu, kemudian mencarinya. Mereka pun bertemu, lalu bersenda gurau, dan berbincang akrab seperti sudah terjalin ikatan yang tak tampak mengikat keduanya seperti teman lama.

 

Sesudah bercakap-kacap, perempuan itu menangkap kembali bayangannya, seseorang yang membuat degup jantung perempuan itu bergedup kencang. Dengan sifatnya yang ceria, perempuan itu mampu membaur dan bergabung bersama dengan teman-teman si dia. Sepanjang acara, berbagai macam hal dibicarakan. Perempuan itu terlalu senang dengan pertemuan dengannya kembali hingga menyadari bahwa dirinya terlalu antusias berbincang dengan dia. Perempuan itu berusaha mengendalikan diri, mencoba tampil biasa, namun si dia tak hentinya iseng menggoda perempuan itu – itulah yang dulu mereka biasa lakukan – sehingga mengingatkan perempuan itu kembali, betapa rindunya dirinya akan perasaan itu, perasaan tersipu malu karena godaan-godaan kecil yang biasa terlontar, yang kemudian menjadi bahan tertawaan bersama. Gaya komunikasi yang membuat keduanya menjadi lebih intim, karena keduanya melengkapi sifat dasarnya masing-masing, yang kemudian berujung pada komunikasi yang mesra antar dua insan yang berbeda, pria dan wanita.

 

Satu perbuatan kecil yang manis, dia mengambilkan segelas air untuk perempuan itu, lalu mereka makan bersama.

 

Bertemu dengan yang lain, perempuan itu kemudian pergi.

 

Sesaat berbincang dengan yang lain, perempuan itu kembali menangkap pandangan yang memperhatikan dirinya. Tatapan yang sama dari lelaki muda itu. Menyadari telah dipandang cukup lama, perempuan itu mengambil kamera dan mencoba memotret ekspresi wajah itu, yang kemudian sang pemilik wajah itu segera tersadar dan menutupi wajahnya karena malu telah tertangkap basah mencuri pandang.

 

Hingga pada akhir acara, perempuan itu kembali mencari si dia. Tapi bayangan itu sudah tak lagi terlihat meski telah dicarinya hingga ke sudut ruangan. Dia telah pergi, batinnya. Lalu seorang menyadarkannya, “mencari siapa?” dan perempuan itu hanya menjawab “ah, tidak”.

 

***

 

Sudah lama perempuan itu beranggapan tak bisa merasakan perasaan itu lagi kepada siapapun, karena dirinya sudah terlalu lama mengalami kesepian dan putus asa menghadapi perasaan yang mati. Namun hari ini perempuan itu mendapati dirinya tersadar kembali, bahwa dirinya masih memiliki perasaan yang hidup.

 

Perempuan itu juga tak akan pernah lupa pandangan dari kedua bola mata itu, pandangan yang tak pernah dirinya dapatkan dari lelaki muda itu semenjak mengenalnya. Tatapan yang pernuh arti, dan penuh pujaan.

2 responses .

  1. It is in reality a nice and helpful piece of information. I am satisfied that you simply shared this helpful info with us. Please keep us up to date like this. Thank you for sharing.

  2. I just want to tell you that I’m beginner to blogs and truly liked you’re web blog. Likely I’m going to bookmark your website . You really come with fabulous articles. Appreciate it for sharing with us your webpage.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 − 11 =

  • Facebook
  • LinkedIn
  • Twitter